Senin, 15 September 2014

Review Negeri van Oranje

Judul: Negeri Van Oranje
Penulis: Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Annisa Rijadi, Rizki Pandu Permana
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 575 halaman

Buku ini membuat saya tertarik pada awalnya karena direkomendasikan seorang teman yang editor, yang saya tahu selera bagusanya akan buku bagus. Saya semakin tertarik ketika teman saya berhasil meraih impiannya sekolah ke Belanda setelah membaca buku ini. Hingga akhirnya diskonan dalam pameran buku kemarin membuat saya membulatkan tekad untuk membeli buku ini dan membacanya.
Seperti yang diceritakan dalam sinopsisnya, buku ini berisi tentang petualangan lima orang mahasiswa Indonesia di Belanda. Mereka berlima sama-sama sedang mengambil gelar Master di universitas yang berbeda di kota yang berbeda. Wicak, Geri, Daus, Banjar, dan Lintang. Mereka berlima berangkat dari latar belakang yang berbeda namun akhirnya bertemu karena kretek di stasiun Amersfoort ketika badai melanda.

Pertemuan yang akhirnya membawa mereka pada petualangan di sekitar perjuangan anak-anak rantau di Belanda. Bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan birokrasi dan kehidupan sosial di Belanda, berjuang memenuhi tugas-tugas yang menumpuk, mencari tempat tinggal, nasionalisme, sampai pada bagaimana anak-anak Indonesia ini dihadapkan pada budaya Belanda di mana ganja, gay, alkohol, dan Red Light distric adalah hal yang mudah ditemui.  
Pada awal buku ini, saya merasa kurang mulus masuk dalam cerita. Dialognya terasa biasa, dan perpindahan beberapa adegan berasa tidak mulus. Rasanya ada bagian-bagian di awal buku yang kehilangan penanda perpindahan adegan dan itu membuat saya bingung, apakah ini sekarang atau ingatan ke belakang atau sudah kembali lagi ke masa kini.
Dari buku ini saya juga baru benar-benar menyadari perkembangan teknologi yang sangat cepat. Rasanya sangat aneh ketika di dalam buku ini masih diceritakan para tokohnya melakukan update di Friendster. Hari gini pake Friendster. Tapi memang begitulah setting ketika buku ini dibuat. Sangat berbeda rasanya dengan saya baca Lima Sekawan waktu tahun 90-an, rasanya tidak ada perbedaan tahun yang berarti saat itu. 
Hal yang sangat menarik dari buku ini menurut saya adalah informasinya. Informasi yang dikemas dan menjadi bagian dalam cerita-cerita utama. Seperti cerita ketika Banjar harus mencari kerja dan membutuhkan surat izin kerja, kemudian cerita itu diikuti dengan box yang secara khusus menceritakan tentang bagaimana peraturan di Belanda dan tahap-tahap apa saja yang harus dilakukan untuk mendapatkan surat izin kerja tersebut. Saya yakin ini adalah hal yang sangat berguna bagi para mahasiswa rantau yang berangkat ke Belanda, seperti teman saya satu itu.
Box yang berisi informasi
Selain itu juga banyak cerita tentang sejarah dan acara-acara yang ada di Belanda. Seperti cerita tentang sejarah Leiden ketika menceritakan tentang Lintang yang berkuliah di tempat itu. Atau tentang tempat-tempat yang layak dikunjungi sekaligus dengan harganya, atau festival-festival apa saja yang diadakan di Belanda.
Mambaca buku ini saya jadi merasa bahwa Belanda adalah salah satu negara yang sangat ramah untuk Indonesia. Dengan sejarah panjang Indonesia-Belanda, banyaknya orang Indonesia yang tinggal di tempat itu, dan salah satu yang penting adalah mudahnya makanan Indonesia ditemukan di Belanda. Saya yakin buku ini pasti membuat banyak orang ingin melanjutkan sekolahnya ke Belanda, mengganti tujuan sekolahnya ke Belanda, atau semakin yakin bahwa Belanda adalah pilihan yang tepat untuk melanjutkan belajar.
Di sisi lain, ketika saya selesai membaca buku ini saya mendapatkan perasaan yang sama dengan setelah saya membaca buku 5cm. Sekelompok anak muda yang mengejar mimpi. Beberapa lelaki dengan seorang perempuan yang menjadi idola di antara mereka dengan kisah cinta bersegi-segi di dalamnya. Sekelompok orang yang pada akhirnya berhasil mendapatkan apa yang mereka impikan, apa yang mereka kejar dan pada akhirnya life happily ever after, apalagi cerita ini juga diakhiri dengan pernikahan antara Lintang dengan salah satu lelaki dari geng Aagaban itu.
Jika mencari kisah, mencari cerita, buku ini tidak cukup memberi kepuasan, Dee akan memberi lebih baik. Tetapi jika ingin tahu tentang bagaimana belajar di luar negeri, bagaimana hidup di luar negeri terutama di Belanda, Negeri van Oranje bisa menjadi buku wajib yang informatif dan mudah dibaca karena dikemas dalam cerita.

Gambar ambil dari google



Tidak ada komentar:

Posting Komentar