Minggu, 31 Agustus 2014

Review Jomblo Tapi Hafal Pancasila

Judul: Jomblo tapi Hafal Pancasila
Pengarang Agus Mulyadi
Penerbut: B-First
ISBN: 978-602-1383-04-9
Halaman: 324 halaman
Dari Katalognya bentangpustaka.com
Saya tahu Agus Mulyadi atau Gus Mul, penulis buku ini cukup lama sebelum bukunya terbit. Berawal dari beberapa kawan yang men-share link blog milik Gus Mul ini dengan perkenalan sebagai seorang yang menciptakan kata-kata “#akurapopo”. Membaca blog Agus Mulyadi Njaluk Rabi dan mengikuti twit @AgusMagelangan dari penulis ini membuat saya cukup penasaran dengan buku yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka ini.
Akhirnya secara kebetulan buku itu saya dapatkan setelah saya mengikuti lomba review “The 100 yo man”. Bentang mengirimkan buku Jomblo ini bersama beberapa buku lainnya.
Saat saya baca buku ini ternyata saya kehilangan kesegaran dari tulisan-tulisan Gus Mul seperti yang saya baca di blog ataupun di twitter. Saya merasa pembahasan-pembahasan berbagai tema yang ada di dalamnya begitu datar. Kekinian yang bisa didapat dalam blog menjadi membeku ketika dimasukkan dalam sebuah buku. Seperti tulisan Gus Mul mengenai menjadi caleg dan instagram ibu negara. Ketika saya membaca di blog tulisan itu menjadi begitu menarik karena saya baca berdekatan dengan kejadian atau karena suasana di sekitar sedang marak membicarakan hal tersebut. Gus Mul termasuk tajam dalam melihat dan membahas mengani berbagai poin yang tidak banyak orang lain lihat. Tetapi kesegaran itu jadi menghilang ketika saya baca kembali di buku.
Selain itu saya melihat banyaknya istilah-istilah Jawa yang saya rasa banyak orang yang tinggal di Jawa sendiri juga tidak memahami apa maksudnya, salah satunya istilah mbribik. Memang ada terjemahan-terjemahan yang menyertai, tetapi penggunaan banyak jargon bahasa Jawa dan guyon-guyon Jawa ini membuat saya merasa buku ini begitu segmented. Akan ada banyak orang yang tidak memahami guyonan dan penggunaan istilah yang begitu lokal. Saya sendiri lumayan paham, secara saya satu area sama dia di Dapil Jateng VI, Temanggung.
Saya kemudian membandingkan dengan bacaan yang menurut saya sejenis, sama-sama tulisan orang galau yaitu Kicau Kacau dari Indra Herlambang. Saya tahu nggak baik kalau membanding-bandingkan, maaf... Di situ Indra juga membuat banyak tulisan pendek tentang kehidupannya sehari-hari. Ia juga membuat tulisan yang begitu personal tentang ayahnya yang menunggunya pulang sampai malam, tentang kesukaannya minum jamu. Sesuatu yang biasa. Namun entah kenapa saya merasa tulisan Indra lebih asyik dan nyaman untuk dibaca. 
Bagaimanapun juga Agus adalah seorang penulis yang handal, tulisan-tulisannya tetaplah sangat mengalir dan nyaman untuk dibaca dan dinikmati. Saat menulis buku ini dan membaca tulisan di blognya, saya merasa tetap lebih suka tulisan-tulisan yang saya baca di blog Gus Mul, apakah karena editingnya? Entahlah. Bintang lima untuk blognya, dua saja untuk bukunya ya.Judul: Jomblo tapi Hafal Pancasila

1 komentar: