Minggu, 31 Agustus 2014

Pertanyakan Sejarahmu!

Judul buku: The 100 Year Old Man Who Climbed Out of the Window and Disappeared
Pengarang: Jonas Jonasson
Halaman: 508 halaman isi
Penerbit: Bentang Pustaka


Menarik! Itulah kata yang muncul saat saya melihat buku ini untuk pertama kalinya, apalagi setelah saya membaca sinopsis di bagian belakang buku hijau ini.
Jonas Jonasson dalam buku ini mengisahkan mengenai Allan Karlsson. Siapakah Allan ini? Sebenarnya Allan hanyalah seorang jompo yang tinggal di sebuah panti sosial di Swedia. Hari Senin, 2 Mei tahun 2005 itu adalah hari ulang tahunnya yang ke-100, dan dia begitu enggan untuk menghadirinya sehingga dia memilih untuk melompat dari jendela dan kabur.
Buku ini kemudian mengisahkan dua kisah Allan secara pararel. Di satu bagian Jonas mengisahkan kisah Allan selama masa pelariannya dari panti sosial, sedangkan di bagian lain, dikisahkan perjalanan hidup Allan sepanjang masa hidupnya. Kedua perjalanan itu sama-sama menariknya dan penuh gejolak, padahal Allan adalah orang yang begitu santai dan woles.
Allan adalah orang yang hanya mengikuti keinginannya sendiri, orang yang begitu anti dengan berbagai ideologi agama dan politik yang berseliweran di sekitarnya. Pemikirannya yang woles dan keberuntungannya inilah yang membuatnya selamat melalui berbagai peperangan dan yang membuatnya mendapatkan uang sebanyak lima puluh juta krona dalam pelariannya.
Saya tidak banyak melakukan pemeriksaan silang mengenai berbagai hal yang ada di dalam buku ini, tetapi buku ini menceritakan banyak tokoh yang memang pernah hidup bahkan menjadi tokoh besar dalam sejarah. Allan berjumpa dengan Kim Jong Il, Mao Tse-tung, Harry Truman, dan banyak tokoh lain. Lucunya, secara tidak sengaja, Allan menjadi orang yang ternyata memiliki peran besar dalam banyak peristiwa sejarah yang terkait dengan tokoh-tokoh besar tersebut.
Di sini saya melihat kecemerlangan dari Jonas Jonasson, ia mempertanyakan dan menulis kembali sejarah berdasarkan kacamatanya, kaca mata seorang Swedia yang anti ideologi bernama Allan. Salah satu bagian dalam buku ini yang membuat saya merasa yakin akan kecanggihan dari Jonas adalah cerita tentang Indonesia. Saya yakin Jonas sungguh-sungguh melakukan riset mengenai setiap peristiwa yang diceritakannya dalam buku ini.
Membaca bagian mengenai Indonesia, membuat saya merasa antara bangga tetapi juga ironis. Jonas menceritakan dengan begitu gamblangnya mengenai birokrasi yang ada di Indonesia. Betapa apa saja bisa dilakukan di Indonesia selama hal itu bisa dibeli dengan uang. Diceritakan seorang sahabat Allan bernama Amanda yang bisa membeli jabatan sebagai gubernur Bali. Diceritakan pula bagaimana Allan juga dengan mudahnya membawa seekor gajah seberat empat ton yang bernama Sonya masuk ke Indonesia, tanpa surat, tanpa izin, hanya dengan memberikan bayaran yang sesuai. Sesarkastik itu Jonas menggambarkan Indonesia, tetapi tidak dapat disangkal bahwa itulah gambaran Indonesia yang memang terjadi, dari zaman perang kemerdekaan sampai saat ini.
Jonas menuliskan kisah ini dengan begitu sarkastik dan penuh dengan ironi, tetapi di sisi lain kita juga bisa belajar dari betapa woles-nya si Allan ini. Apa yang memang seharusnya terjadi, pasti akan terjadi, jadi ya nikmati saja. Selama mendapatkan tempat tinggal, makanan, pekerjaan, dan vodka, itu sudah cukup bagi Allan. Jonas juga mempertanyakan lagi mengenai sejarah yang terjadi sepanjang abad dua puluh ini. Apakah memang tokoh-tokoh besar itu yang sungguh-sungguh mengubah arah sejarah, atau ada Allan-Allan lain? Orang-orang yang tidak terlihat, orang-orang biasa, yang entah dengan cara bagaimana, berada di tempat dan waktu yang tepat sehingga memberi perubahan besar dalam sejarah manusia.

Baca di kasur


2 komentar:

  1. salutttt jadi pengen baca bukunya... tokoh Allan ini mungkin yg dimaksudkan pak nardi... ketika membahas historiografi sehari-hari yg memihak org biasa tidak terpaku pada tokoh-tokoh besar saja :)

    BalasHapus
  2. Mau pinjem? Aku punya bukunya kok

    BalasHapus