Rabu, 24 September 2014

Dee, Supernova, dan Akar

Ini bukan review, curhat aja soal buku.
Dewi Lestari selalu menjadi favorit saya. Selalu. Banyak teman saya yang suka sastra nggak suka dengan Dewi Lestari karena dianggap populer dan tidak nyastra, tapi mau bagaimanapun saya tetap cinta mati sama penulis satu ini.
Kali ini saya baru selesai baca Akar. Bukan pembacaan pertama kali sih, tapi saya lupa dengan kesan pertama saya seperti apa, yang pasti saya mengalami perubahan pikiran. Dulu Akar bukan salah satu cerita favorit saya, Petir tetap menjadi sesuatu yang saya suka banget. Cerita tentang cewek nyetrum yang punya warnet itu rasanya saya banget lah—cewek Cina yang tumbuh di toko, walaupun bukan toko listrik, dan saya nggak nyetrum—Mpret dan juga komputer 17 yutanya juga membuat saya tergila-gila. Saya dulu nggak paham dengan kehidupan Bodhi dan Bong yang anti kemapanan itu.

Minggu, 21 September 2014

Review The Ethnographic Imagination


Judul: The Ethnographic Imagination
Penulis: Paul Willis
Tebal: 153 halaman isi sampai notes dan index
Tahun terbit: 2000
Penerbit: Pollity Press
Lebih dari tiga bulan ini saya dapat tugas dari kampus untuk membaca sebuah buku. Buku yang pada akhirnya saya gulati dengan intens satu bulan terkahir ini, tapi sampai sekarang saya masih juga merasa belum kawin juga dengan apa yang dibicarakan sama Bapak Paul Willis ini. Sampai pada akhirnya saya mendapatkan sedikit pencerahan dengan membaca juga bacaan pengiring lainnya, dari tesis, review, artikel-artikel Willis yang lain dan beberapa jurnal yang direkomendasikan oleh Bapak St. Sunardi,

Senin, 15 September 2014

Review Negeri van Oranje

Judul: Negeri Van Oranje
Penulis: Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Annisa Rijadi, Rizki Pandu Permana
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 575 halaman

Buku ini membuat saya tertarik pada awalnya karena direkomendasikan seorang teman yang editor, yang saya tahu selera bagusanya akan buku bagus. Saya semakin tertarik ketika teman saya berhasil meraih impiannya sekolah ke Belanda setelah membaca buku ini. Hingga akhirnya diskonan dalam pameran buku kemarin membuat saya membulatkan tekad untuk membeli buku ini dan membacanya.
Seperti yang diceritakan dalam sinopsisnya, buku ini berisi tentang petualangan lima orang mahasiswa Indonesia di Belanda. Mereka berlima sama-sama sedang mengambil gelar Master di universitas yang berbeda di kota yang berbeda. Wicak, Geri, Daus, Banjar, dan Lintang. Mereka berlima berangkat dari latar belakang yang berbeda namun akhirnya bertemu karena kretek di stasiun Amersfoort ketika badai melanda.

Minggu, 07 September 2014

Kopi dalam Sejarah Kolonial

Judul asli: The Various Flavours of Coffee
Terjemahan Indonesia: Rasa Cinta dalam Kopi
Pengarang: Anthony Capella
Tebal: 680 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Sejarah
Tahun: 2008
Terbitan Indonesia: 2012
Harga: Pinjam di perpus USD

Anthonny Capella selalu memiliki sudut pandang yang menarik dalam buku-buku tulisannya. Ia banyak menceritakan sejarah awal abad ke-20 di kawasan Eropa dan manarik gambaran sejarah besar dalam kehidupan sehari-hari tokoh yang dia ciptakan. Dalam bukunya kali ini ‘Rasa Cinta dalam Kopi’ ia membawa kita pada bisnis kopi pada akhir abad 19 sampai awal abad ke-20.